Showing posts with label Imunitas. Show all posts
Showing posts with label Imunitas. Show all posts

Saturday, April 18, 2020

Q & A TRANSFER FACTOR

Pertanyaan yang sering diajukan tentang TRANSFER FACTOR :

Oleh : dr. H. Achmad Chubaesy, Sp KFR., MARS. 
  • Apakah itu Transfer Factor (TF)?
Transfer Factor Adalah zat molekul halus yang bijak (immune IQ) yang terdapat dalam susu kolostrum (susu awal). Ia bertindak sebagai pemberi informasi kepada sistem imun tubuh. Setiap mamalia (manusia atau hewan menyusui) akan mengirimkan  informasi kepandaian sistem imun seluruh hidupnya kepada anaknya melalui susu awal yang dinamakan kolostrum. TF adalah “Senjata Daya Imun” yang paling berharga di dalam kolostrum.

  • Apakah itu Kolostrum?
Kolostrum adalah susu awal yang terdapat dari 1 sampai 3 hari selepas si ibu melahirkan.

  • Apakah yang dimaksud dengan “Kepintaran Sistem Imun”?
Setiap manusia atau hewan akan senantiasa diserang oleh berbagai jenis kuman, virus, bakteri, hama, parasit dan serangan dari luar yang mendatangkan penyakit. Sistem imun lah yang senantiasa memerangi musuh-musuh ini. Apabila musuh menyerang, gambaran rupa musuh-musuh itu akan disimpan dalam ingatan molekul halus yang dinamakan Transfer Factor. TF bertindak sebagai “kamera penyimpan informasi” bentuk rupa jenis-jenis kuman, virus, bakteri dan sebagainya.

  • Apakah yang mendorong para saintis untuk mencari TF dalam Susu Kolostrum?
Melalui pengamatan, mereka mendapatkan bahwa anak lembu yang tidak diberi susu awal ibunya selepas dilahirkan akan mati dalam beberapa hari, walaupun terdapat banyak makanan-makanan lain yang diambilnya. Infeksi dari serangan kuman, virus dan bakteri adalah penyebabnya. Peneliti mendapatkan bahwa anak-anak lembu yang baru dilahirkan tidak mempunyai sistem kekebalan tubuh yang terbentuk dan tidak menyerupai rupa-rupa jenis kuman, virus, bakteri dan sebagainya.
Dengan adanya TF, sistem ketahanan anak-anak lembu dapat mengenali musuh-musuhnya, lantas dapat mempertahankan diri dari serangan.
  • Bagaimanakah sejarah dibalik TF?
Tahun 1949, Dokter H. Sherwood Lawrence, dalam penelitiannya mencari penawar penyakit TBC (tuberculosis), mendapatkan bahwa sistem imun seorang yang sudah pulih dari penyakit, boleh dialihkan kepada orang lain yang belum terkena penyakit tersebut. Ia beri nama sistem ini “Transfer Factor”.
  • Apakah fungsi Transfer Factor?
Meningkatkan aktivitas sel “Natural Killer” hingga 200% – 400%. Ini 10 – 30 kali lebih tinggi kekuatan peningkatan daya imun dibandingkan dengan segala jenis herbal atau makanan-makanan kesehatan yang pernah diteliti oleh sains. NK Cell adalah bagian yang paling penting dalam sistem pertahanan tubuh melawan infeksi dari penyakit. Ia bekerja mencari dan memusnahkan macam-macam infeksi dan sel-sel penyakit. NK Cell sangat penting dalam melawan dan membunuh sel-sel kanker dan sel-sel yang terinfeksi akibat serangan virus, kuman, bakteri dan sebagainya.

Meningkatkan IQ sistem imun (kebijaksanaan). TF memiliki gambaran rupa-rupa jenis kuman-kuman perusak. Ia akan mengalihkan gambaran ini kepada sel-sel imun, supaya dapat mengenali musuh-musuh dengan cepat. TF memberikan informasi tepat supaya sel-sel imun dapat bertindak cepat, menghapuskan kuman-kuman perusak, virus dan bakteri, sebelum ia berkembangbiak di dalam tubuh.

Menenangkan sistem imun yang terlalu aktif. Sistem imun yang diluar batas akan menyerang sel-sel baik dan tisue tubuh = penyakit autoimun. Sebagian penenang TF akan menenangkan sel-sel imun apabila musuh-musuh telah dikalahkan dan mengarahkan sel-sel imun ke tempat lain yang diperlukan. Ini sangat penting untuk penyakit-penyakit iautoimun seperti lupus, arthritis, alergi, asthma, multiple sclerosis, GBS, psoriasis dan banyak lagi.

  • Adakah informasi tentang keamanan menggunakan TF?
Tahun 1980, FDA (USA) meluluskan kolostrum (susu awal sapi) dan diikuti dengan kelulusan mengambil TF dari kolostrum untuk digunakan pada manusia tahun 1985.
  • Siapakah yang bisa mendapatkan manfaat dari TF?
Semua orang yang ingin mencegah serta merawat berbagai penyakit dan juga orang-orang yang mau memiliki tenaga lebih, boleh mengkonsumsi TF.
  • Saya cukup sehat. Apakah perlu mengkonsumsi TF?
TF mendidik sistem imun kita untuk mengenal dan standby menghadapi serangan musuh dalam tubuh kita. Serangan terjadi setiap hari di dalam tubuh, akibat pencemaran makanan, air, udara atau pun pola hidup. Walaupun kita sehat tetapi sistem imun kita bekerja “overtime” setiap hari menjaga agar tubuh kita tetap sehat. Pencegahan lebih penting daripada pengobatan.
  • Saya sedang minum obat dokter. Bolehkah saya minum TF juga?
Ya, boleh! TF dapat mempercepat proses penyembuhan seseorang yang sedang mengkonsumsi obat dokter.
  • Bolehkah wanita hamil minum TF?
Ya, boleh! Tidak terdapat laporan dari wanita-wanita hamil yang mengkonsumsi TF. Namun lebih baik meminta nasehat dokter masing-masing terlebih dahulu. Wanita hamil tidak dianjurkan mengkonsumsi TF Plus.
  • Bagi seseorang yang tidak dapat menelan kapsul, bagaimanakah cara untuk mengkonsumsi TF?
Kapsulnya boleh dibuka dan ditaruh dalam mulut atau campurkan isinya kedalam air minum (susu), bubur atau makanan.
  • Apakah TF sama seperti vitamin, hormon dan enzim?
Tidak. TF adalah nutrisi atau suplemen kesehatan lain dari yang lain.
  • Apakah TF terlalu mahal?
Jika dibandingkan dengan daya kekuatan dan manfaat TF dalam merangsang sistem imun, TF jauh lebih murah dari produk-produk kesehatan lain. Contohnya, Jus Noni dan Aloe Vera merangsang sistem imun 15% saja. TF Plus dapat merangsang sistem imun 437%, yaitu 29 kali lebih tinggi! Jika sebotol Jus Noni atau Aloe Vera $40, kita harus berbelanja $1160 untuk mendapat kekuatan manfaat yang sama seperti satu botol TF Plus yang berharga Cuma sekitar $72 – $75 saja.
  • Apakah aman untuk mengkonsumsi lebih TF dalam sehari?
Ya, aman. Tidak ada pengaduan mengkonsumsi TF secara berlebihan.
  • Bolehkah seseorang minum lebih banyak TF dari apa yang disebutkan dalam dosis botol?
Kadangkala seseorang memerlukan dosis yang lebih tinggi dalam jangka waktu pendek untuk dukungan yang lebih kuat kepada sistem imun dalam menghadapi penyakit-penyakit tertentu. Cara terbaik untuk memulai mengkonsumsi TF Plus adalah mengikuti dosis yang tertulis di label.
  • Bolehkah TF diminum bersama vitamin, mineral, gingseng atau herbal lain?
Ya, boleh. TF tidak memiliki efek samping meski dikonsumsi bersamaan dengan produk lain.
  • Apakah penyakit-penyakit yang membutuhkan TF?
Semua penyakit dari yang ringan seperti flu, sampai dengan yang berat seperti kanker, sakit jantung (penyempitan pembuluh darah/asteroklorosis), ginjal, kencing manis (diabetes), rematik dan sebagainya memerlukan TF. Apabila seseorang sakit, itu menunjukkan bahwa sistem ketahanannya sedang lemah. TF akan mendidik dan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan dan mengatasi penyakit-penyakit tersebut.
  • Jika TF terdapat dalam kolostrum, mengapa tidak mengambil kolostrum saja?
TF tidak mengakibatkan alergi, sedangkan kolostrum mengandung banyak antibodi (protein susu yang kasar), sesuai untuk anak lembu, yaitu protein dan immunoglobin, yang bisa membawa alergi pada manusia. TF tidak ditujukan untuk mamalia tertentu, ia akan bermakna sama untuk manusia maupun mamalia lain. Di dalam kolostrum hanya terkandung sedikit saja TF, dan anda harus mengambil 22,500mg kolostrum untuk mendapatkan 300mg TF. Ini berarti 1 kapsul TF adalah sama kekuatannya dengan 30 kapsul kolostrum.
  • Bolehkah orang yang alergi susu atau makanan minum TF?
Seperti yang diterangkan diatas, TF tidak membawa alergi, karena ia tidak mengandung susu, lemak susu atau gula susu (lactose). Semua itu telah diasingkan oleh sistem ekstrak canggih milik 4Life Research (Teknologi Nano Factor).
  • Saya sedang mengkonsumsi makanan kesehatan lain seperti vitamin, herbal, enzim dan lain-lain, apakah saya perlu minum TF?
TF bertindak terus membantu sistem yang paling penting dalam tubuh kita, yaitu sistem imun atau daya melawan penyakit. Tanpa daya imun, manusia tidak dapat hidup. Dengan tidak memberikan sistem imun makanan tepat yang diperlukan, sistem imun itu akan mencuri bahan-bahan yang diperlukan dari sistem-sistem yang lain karena ia adalah fungsi yang terpenting.

Makanan-makanan tambahan lain hanya memberikan zat pada sel dan organ tetapi tidak dapat memberi informasi atau kepintaran kepada sistem imun untuk mengenali musuh. Sama juga seperti orang yang kuat tapi tidak terlalu pintar akan mudah dikalahkan oleh musuh-musuhnya.
  • Adakah penelitian yang membuktikan TF dapat meningkatkan daya imun lebih tinggi dari makanan kesehatan lain?
Ya! Walaupun makanan-makanan kesehatan lain mempunyai fungsi-fungsi tertentu dalam kesehatan manusia, TF memainkan peranan paling penting dalam daya melawan penyakit. Penelitian sains yang dijalankan selama 7 tahun (1992-1999) oleh Jeunesse Inc – Institute of Longevity Medicine, California, terhadap 198 produk-produk terkenal di dunia ini yang terbagi kedalam lebih dr 400 ramuan, telah membuktikan penemuan ini. Dalam 198 produk, Cuma 46 saja yang dapat merangsang sistem imun sebesar 10% – 48%. TF dan TF Plus dapat merangsang sistem imun sebesar 283% sampai 437%

Tuesday, November 25, 2014

Hierarki Imunitas



Pertahanan Pertama 
Jaringan epitel

Epitelia bagian dalam juga dikenal sebagai epitelia mukosis karena sekresi semacam lendir yang disebut mukus, yang kaya akan berbagai glikoprotein yang disebut mukin. Mikroorganisme yang terbalut mukus dapat tertahan sebelum menempel pada epitelium, bahkan terhanyut di dalam aliran mukus yang dipompa oleh denyut silia epitelial. Salah satu contoh pertahanan oleh mukus terjadi di dalam saluran pencernaan dengan denyut peristaltik yang berfungsi tidak hanya mendorong makanan, tetapi juga patogen. Penyakit yang disebabkan karena disfungsi denyut ini biasanya juga disertai oleh perkembangan koloni bakteri pada dinding usus.

Permukaan epitelia bukan hanya sekedar pagar pembatas yang melindungi tubuh dari infeksi, epitelia juga memproduksi substansi kimiawi yang bersifat mikrobisidal guna menghambat perkembangan mikroba. Sebagai contoh :
  1. sekresi enzim lisozim ke dalam air mata dan air liur.
  2. derajat pH yang bersifat asam merupakan rintangan kimiawi melawan infeksi yang dapat terjadi pada saluran pencernaan bagian atas
  3. sekresi kriptidin dan defensin-a oleh sel Paneth yang bermukim di dasar usus halus pada area sel punca.
  4. sekresi peptida kationik seperti defensin-b yang dapat merusak membran sel bakteri, terdapat pada epitelia kulit dan saluran pernafasen.
  5. sekresi protein antimikrobial yang membasahi epitelia paru-paru dalam upaya untuk membalut patogen agar dapat dicerna oleh makrofaga dengan fagositosis. Balutan protein guna keperluan fagositosis, disebut opsonisasi.
Pertahanan Kedua

Permukaan epitelia sering dijumpai koloni bakteri bukan patogenik. Bakteri ini berkompetisi dengan patogen untuk memperebutkan nutrisi maupun area koloni. Dalam kompetisi tersebut, senyawa antimikrobial akan disekresi untuk menghalangi kolonisasi bakteri patogen, misalnya sekresi protein kolikin oleh Escherichia coli. Ketika bakteri non patogenik tergerus oleh pengobatan antibiotik, setelah efek pengobatan berangsur hilang, mikroorganisme patogenik sering akan muncul dan menyebabkan penyakit.

Pertahanan Ketiga



Mikroorganisme yang berhasil menembus lapisan epitelial kemudian menempel pada jaringan, pada umumnya akan segera dikenali oleh monosit makrofaga yang bermukim disekitarnya, melalui instrumen pencerap pada permukaan sel makrofaga, antara lain :
  1. pencerap manos
  2. pencerap bangkai yang mengikat ligan bermuatan
  3. pencerap CD14 yang dapat mengikat molekul LPS dari bakteri
  4. pencerap komplemen
Pencerap yang mengenali sel sebagai patogen akan membentuk ikatan protein (bahasa Inggris: ligation) dengan sel dan mencetuskan proses fagositosis.

Pada saat itu, makrofaga akan melepaskan sitokina untuk mengaktivasi beberapa proses lain untuk ikut serta. Zat yang disekresi termasuk :
  1. prostaglandin, leukotriena
  2. peptida C5a yang mengaktivasi molekul adhesi dan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah dan merupakankemokina yang sangat kuat untuk mengundang neutrofil dan monosit, serta aktivasi lokal bagi:
  3. makrofaga yang lain.

Ilustrasi neutrofil yang bermigrasi ke dalam jaringan setelah proses ekstravasasi usai. Ekstravasasi merupakan proses pertama yang dipicu makrofaga untuk merekrut bala bantuan dari sirkulasi darah. Yang pertama kali tiba adalah neutrofil, disusulmonosit yang segera terdiferensiasi menjadi makrofaga baru. Pada tahap-tahap berikutnya,eosinofil juga bermigrasi menuju lokasi infeksi, diikuti oleh limfosit. Saat terjadi luka pada pembuluh darah, maka plasma darah akan mengaktivasi dua jenjang enzim, sistem kinin dan sistem koagulasi.

Sekresi hormon lain TNF-α, IL-1, dan IL-6 memberikan sinyal sistemik kepada:
  1. hipotalamus, jaringan lemak dan otot agar memobilisasi protein dan energi untuk peningkatan suhu tubuh. Ketiga hormon juga disebut endogen dan pirogen karena merupakan zat tubuh inang penyebab demam. Umumnya patogen sulit berkembang biak pada suhu yang lebih tinggi.
  2. hati, untuk menginduksi sekresi protein fase akut seperti CRP dan mannan-binding lectin. Kedua zat ini diperlukan untuk mencetuskan proses opsonisasi komplemen.
  3. endotelium sumsum tulang, untuk memantik migrasi neutrofil ke area infeksi
  4. sel dendritik. TNF-α merupakan stimulasi bagi DC untuk bermigrasi ke nodus limpa dan memicu sistem kekebalan tiruan

Dan efek yang ditimbulkan pada area setempat, antara lain:
  1. TGF-α : Merekrut sel biang
  2. IL-8 : Merekrut neutrofil, basofil dan sel T ke dalam jaringan
  3. MCP-1 : Merekrut monosit ke dalam jaringan.
  4. IL-12 : Merekrut sel NK dan neutrofil
  5. Sel NK dan neutrofil akan mensintesa PAF (bahasa Inggris: platelet-activating factor) dengan stimulasi IL-12.
  6. IL-12 juga menginduksi diferensiasi sel T CD4 menjadi sel TH1
  7. IL-1: Aktivasi endotelium vaskular, limfosit. Peningkatan akses bagi sel efektor dan menyebabkan kerusakan pada jaringan
  8. IL-6 : Aktivasi limfosit dan stimulasi produksi antibodi
  9. TNF-α : Aktivasi endotelium vaskular dan meningkatkan permeabilitas vaskular yang menyebabkan peningkatan kadar IgG, protein komplemen dan sel ke dalam jaringan, serta meningkatkan penggelontoran cairan tubuh menuju nodus limfa.
Pertahanan Keempat

Neutrofil berpartisipasi pada garda depan dengan kapasitasnya sebagai fagosit yang dominan. Seringkali neutrofil direkrut dari dalam sirkulasi darah menuju jaringan dengan panduan kemokina hasil sekresi makrofaga dalam proses fagositosis. Sepanjang jalan kemotaksis, sejauh tidak terhalang oleh lipid dankanabinoid, neutrofil akan terdiferensiasi menjadi dewasa. Interaksi neutrofil muda dengan beberapa zat seperti galaktin-3, fMLP, IL-8, selektin dan sitokalasin B menjadi salah satu penyebabnya. Sesampai di lokasi infeksi, neutrofil segera memulai proses fagositosis terhadap sel target, seperti bakteri, fungi, protozoa, virus, sel terinfeksi virus dan sel tumor, dan melepaskan faktor mikrobisidal termasuk ROI (bahasa Inggris: reactive oxygen intermediate), defensin, IL-8 dan enzim protease dengan proses degranulasi. IL-8 merupakan sitokina yang biasa tersekresi pada saat infeksi, radang, ischemia maupun trauma - dan merupakan penyebab utama akumulasi neutrofil pada suatu lokasi.

Sebagai fagosit, neutrofil mempunyai kemampuan fagositosis yang sama persis dengan makrofaga. Neutrofil juga melepaskan kemokina, yaitu IP-10 yang berfungsi untuk merekrut sel T CD4. Namun neutrofil dilengkapi pula dengan pencerap toll-like seperti TLR2 (bahasa Inggris: toll-like receptor 2) untuk mendeteksi peptidoglikan milik bakteri dengan gram positif, dan TLR4 untuk mendeteksi lipopolisakarida pada mikroba yang mempunyai gram negatif, dan pencerap yang dapat mengenali pola.

Walaupun neutrofil dapat mengenali patogen dengan langsung, pengikatan patogen dan proses fagositosis dapat meningkat jauh lebih baik dan cepat ketika mikroba tertandai (ter-opsonisasi) oleh antibodi, komponen komplemen, atau keduanya.

Pertahanan Kelima

Sel NK mempunyai kemampuan untuk membedakan sel normal dan sel yang tidak mempunyai kecukupan molekul MHC kelas I. Molekul MHC-I dari sel target dipindai oleh pencerap killer-inhibitory sel NK. Virus, stres, transformasi malignan maupun sel tumor, sel terinfeksi virus akan mempunyai molekul MHC-I yang berbeda, sehingga sel NK akan melakukan apoptosis terhadap sel tersebut.

Sel NK teraktivasi oleh sekresi IL-2 dan IFN-γ dari sel TH1 yang direkrut PMN dengan kemokina IP-10. Saat apoptosis sel target, sel NK mensekresi protein seperti perforin, kemokina dan enzim proteolitik, granzim, termasuk jenis serina protease.

Granzim yang dilepaskan akan masuk ke dalam sel target dan mengaktivasi enzim di dalam sitoplasma :
  1. Granzim A akan memasuki mitokondria dan mengiris sub unit dari kompleks I menjadi NADH dehidrogenase untuk memproduksi spesi oksigen reaktif
  2. Granzim B akan mengiris prekursor kaspase

untuk memicu proses apoptosis yang dimulai dengan penghancuran struktur protein sitoskeleton dan degradasi kromosom. Sel kemudian terpecah menjadi fragmen yang akan dibersihkan oleh fagosit. Perforin juga berakibat pada lisis sel. Sitokina interferon-γ disekresi pula oleh sel NK dalam jumlah besar saat apoptosis sel target sebagai stimulan peningkatan kapasitas fagositosis makrofaga.

Pertahanan Keenam

Infeksi sel tubuh oleh virus dapat dicegah oleh antibodi, yang produksinya tergantung oleh sel TH2. Namun bagi sel yang telah terlanjur terinfeksi, akan ditangani oleh sel T sitotoksik yang spesifik, yang dapat mengenali dan membasmi sel tersebut.

Untuk patogen intravesikular yang menginfeksi makrofaga, dapat dipadamkan dengan sel TH1 yang spesifik, yang akan mengaktivasi makrofaga untuk menghancurkan patogen di dalamnya.

Pertahanan Ketujuh

Sel dendritik (DC) telah diidentifikasi keberadaannya di dalam interstitium hampir seluruh jaringan tubuh manusia, kecuali pada kornea mata dan sistem saraf pusat.

Populasi DC di dalam jaringan menunjukkan kadar HLA-DR, CD1a dan S100 yang tinggi - setelah bermigrasi dari sirkulasi darah. Migrasi dilakukan dengan pengikatan ICAM-1, V-CAM-1 dan E-selektin dengan CD11a/CD18, CD49d dan CLA (cutaneous lymphocyte antigen). Induksi kemotaksis yang ditemui berupakemokina GM-CSF dan LPS.

Di dalam jaringan, DC berdiam dalam keadaan setengah aktif sebagai sel yang memburu antigen dengan proses :
  1. makropinositosis dengan pencerap CD32 (FcgRII) untuk antigen yang teropsoninasi dengan antibodi. 
  2. endositosis dengan pencerap manos yang efektif untuk antigen terglikosilasi. Imunogen yang terbalut akan dihubungkan melalui jalur vakuolar yang bersifat asam, menuju ruang intraselular kelas II, tempat perakitan peptida antigenik menjadi molekul MHC kelas II, untuk dipresentasikan ke sel T.

DC yang demikian dapat teraktivasi lebih lanjut dan bermigrasi lebih jauh ke dalam jaringan pada saat terpapar oleh sejumlah sitokina, seperti TNF-α, IL-1, dan LPS.

Kombinasi antara LPS yang terikat pada pencerap CD14 dan TLR-4 akan mengaktivasi fungsi sel ini menjadi APC (bahasa Inggris: antigen-presenting cell). Aktivasi ini akan membuat sel dendritik menaikkan produksi molekul MHC kelas II, disertai dengan naiknya kadar molekul CD40, CD54, CD80 dan CD86 sebagai fasilitator fungsi presentasi antigen. Fungsinya sebagai pemburu antigen di dalam jaringan dan cairan tubuh akan menurun.

Sel dendritik AP kemudian terstimulasi oleh kemokina ELC, MIP-3β, dan SLC yang banyak diproduksi oleh nodus limfa dan sel endotelial vaskular, dan bermigrasi menuju nodus limfa atau limpa, guna mengaktivasi sistem kekebalan tiruan.

Referensi
  • "Humoral Immunity". Farlex free dictionary. 
  • "Adaptive immune system". Gary E. Kaiser. 
  • Janeway, Charles A.; Travers, Paul; Walport, Mark; Shlomchik, Mark (2001). Immunobiology, Subchapter:The front line of host defense. Garland Science. 
  • Janeway, Charles A.; Travers, Paul; Walport, Mark; Shlomchik, Mark (2001). Immunobiology, Chapter 2:Innate immunity. Garland Science.  Section 2-1
  • Janeway, Charles A.; Travers, Paul; Walport, Mark; Shlomchik, Mark (2001). Immunobiology, Chapter 2:Innate immunity. Garland Science. Section 2-2 juncto section 2-1
  • Alberts, Bruce; Johnson, Alexander; Lewis, Julian; Raff, Martin; Roberts, Keith; Walter, Peter (2002). Molecular Biology of the Cell. Garland Science. Specialized Phagocytic Cells Can Ingest Large Particles.
  • "Immunobiology, Figure 2.38:Spectrum of biological activities". Garland Science, Janeway, Charles A.; Travers, Paul; Walport, Mark; Shlomchik, Mark. 
  • "Monocyte chemoattractant protein-1 (MCP-1): an overview". Department of Neuroscience, Temple University School of Medicine, Deshmane SL, Kremlev S, Amini S, Sawaya BE.
  • "Platelet-Activating Factor Synthesized by IL-12-Stimulated Polymorphonuclear Neutrophils and NK Cells Mediates Chemotaxis". Oncologia Umana Università di Torino; and Cattedra di Nefrologia, Università di Parma, Dipartimento di Scienze Cliniche e Biologiche II Facoltà di Medicina, Università di Pavia, Benedetta Bussolati, Filippo Mariano, Alessandro Cignetti, et al. 
  • "Galectin-3 interacts with naı¨ve and primed neutrophils, inducing innate immune responses" (pdf). Glycobiology Laboratory, Research Centre for Infectious Diseases, Laval University Medical Centre, Faculty of Medicine, Laval University. 
  • "Endogenous cannabinoids and neutrophil chemotaxis". Department of Psychological and Brain Sciences, Indiana University, McHugh D, Ross RA. 
  • "Neutrophils, central cells in acute inflammation". Faculty of Medicine, Comenius University, Viera ’Stvrtinová, Ján Jakubovský, Ivan Hulín. 
  • "Interleukin-8, a chemotactic and inflammatory cytokine". Theodor-Kocher Institute, University of Bern, Baggiolini M, Clark-Lewis I. 
  • "A novel role for neutrophils as a source of T cell-recruiting chemokines IP-10 and Mig during the DTH response to HSV-1 antigen". S. J. Molesworth-Kenyon, J. E. Oakes, and R. N. Lausch. 
  • "Innate Immunity". W. H. Freeman. 
  • "Activating receptors and co-receptros involved in human killer cell-mediated cytolysis". Dipartimento di Medicina Sperimentale, Università degli Studi di Genova, Istituto Nazionale per la Ricerca sul Cancro, et al, Alessandro Moretta, Cristina Bottino, Massimo Vitale, et al. 
  • "Cytotoxic T Lymphocytes". John W. Kimball Biology pages. 
  • "NATURAL KILLER (NK) CELLS". Gary E. Kaiser. 
  • "Dendritic cell distribution". Queen's Medical Center, University of Nottingham, S. SATTHAPORN and O. EREMIN. 
  • Alberts, Bruce; Alexander Johnson, Julian Lewis, Martin Raff, Keith Roberts, and Peter Walters (2002). Molecular Biology of the Cell; Fourth Edition. New York and London: Garland Science.
  • Stvrtinová, Viera; Ján Jakubovský and Ivan Hulín (1995). Inflammation and Fever from Pathophysiology: Principles of Disease. Computing Centre, Slovak Academy of Sciences: Academic Electronic Press.
  • Schneider, David (2005). Plant immune responses. Stanford University Department of Microbiology and Immunology.

Sistem Kekebalan Tubuh Turunan

Sistem kekebalan turunan (bahasa Inggris: innate immune system, genetic immunity, native immunity, natural immunity, inherent immunity) adalah mekanisme suatu organisme mempertahankan diri dari infeksi oleh organisme lain, yang dapat segera dipicu beberapa saat setelah terpapar hampir semua jenis patogen. Sistem kekebalan ini merupakan sistem kekebalan pertama dan melengkapi manusia sejak saat dilahirkan.

Sel yang berkiprah dalam sistem kekebalan turunan, mengenali dan merespon patogen dalam cara yang umum, dan memberikan perlindungan tubuh jangka pendek bagi inangnya. Sistem kekebalan turunan menyediakan pertahanan menengah melawan infeksi, dan dapat ditemukan pada semua tumbuhan dan hewan.

Dari banyak mikroorganisme penyebab infeksi yang melakukan penetrasi ke dalam tubuh dari berbagai arah dengan berbagai mekanisme, banyak diantaranya merupakan penyebab patologi dan disebut sebagai mikroorganisme patogenik atau patogen.

Serangan dari patogen ini perlu segera direspon oleh suatu sistem dalam hitungan menit sejak terjadinya infeksi. Hal ini disebabkan karena tubuh setiap saat selalu terpapar mikroorganisme, termasuk yang berasal dari individu yang terjangkit penyakit.

Bidang tubuh yang terpapar meliputi permukaan epitelial, baik internal maupun eksternal, suatu permukaan dengan mukosasaluran pernafasen memberikan jalan masuk bagi airborne mikroorganisme, dan mukosa saluran pencernaan memberikan jalan serupa bagi mikroorganisme yang menempel pada makanan maupun minuman. Gigitan serangga dan luka juga memberikan kesempatan pada mikroorganisme untuk melakukan penetrasi melalui kulit, dan kontak langsung dengan individu lain juga membuka kesempatan masuknya patogen melalui kulit maupun mukosa reproduksi.

Lapisan epitelial (=epitelia) merupakan lapisan yang memisahkan bagian dalam tubuh dan dunia luar yang dipenuhi patogen. Sel epitelial membentuk jajaran sangat rapat dan segera tergantikan apabila rusak. Walaupun demikian, pada kondisi tanpa luka gores maupun luka bakar sekalipun, patogen dapat melintasi rintangan epitelial dengan mengikatkan diri pada molekul yang terdapat di permukaan epitelial bagian dalam, atau membuat suatu infeksi dengan terlebih dulu menempel pada lapisan permukaan atau membentuk sebuah koloni.

Pada umumnya, infeksi hanya terjadi setelah patogen berhasil membentuk koloni pada lapisan permukaan. Lebih lanjut penyakit hanya terjadi apabila setelah penetrasi epitelia, patogen berhasil membentuk koloni di dalam tubuh (bahasa Inggris: focus of infection) sehingga dimungkinkan terjadi perkembangbiakan sel patogen untuk transmisi lebih jauh.

Sumber : "Adaptive immune system". Gary E. Kaiser. 

Lapisan Pelindung Pada Imunitas

Sistem kekebalan tubuh melindungi organisme dari infeksi dengan lapisan pelindung kekhususan yang meningkat. Pelindung fisikal mencegah patogen seperti bakteri dan virusmemasuki tubuh. Jika patogen melewati pelindung tersebut, sistem imun bawaan menyediakan perlindungan dengan segera, tetapi respon tidak-spesifik. Sistem imun bawaan ditemukan pada semua jenis tumbuhan dan binatang. Namun, jika patogen berhasil melewati respon bawaan, vertebrata memasuki perlindungan lapisan ketiga, yaitu sistem imun adaptif yang diaktivasi oleh respon bawaan. Disini, sistem imun mengadaptasi respon tersebut selama infeksi untuk menambah penyadaran patogen tersebut. Respon ini lalu ditahan setelah patogen dihabiskan pada bentuk memori imunologikal dan menyebabkan sistem imun adaptif untuk memasang lebih cepat dan serangan yang lebih kuat setiap patogen tersebut ditemukan.

Komponen imunitas
Sistem imun bawaanSistem imun adaptif
Respon tidak spesifikRespon spesifik patogen dan antigen
Eksposur menyebabkan respon maksimal segaraPerlambatan waktu antara eksposur dan respon maksimal
Komponen imunitas selular dan respon imun humoralKomponen imunitas selular dan respon imun humoral
Tidak ada memori imunologikalEksposur menyebabkan adanya memori imunologikal
Ditemukan hampir pada semua bentuk kehidupanHanya ditemukan pada Gnathostomata
sumber : wikipedia 

Baik imunitas bawaan dan adaptif bergantung pada kemampuan sistem imun untuk memusnahkan baik molekul sendiri dan non-sendiri. Pada imunologi, molekul sendiri adalah komponen tubuh organisme yang dapat dimusnahkan dari bahan asing oleh sistem imun. Sebaliknya, molekul non-sendiri adalah yang dianggap sebagai molekul asing. Satu kelas dari molekul non-sendiri disebut antigen (kependean dari generator antibodi) dan dianggap sebagai bahan yang menempel pada reseptor imun spesifik dan mendapatkan respon imun.

Perisai permukaan
Beberapa perisai melindungi organisme dari infeksi, termasuk perisai mekanikal, kimia dan biologi. Kulit ari tanaman dari banyak daun, eksoskeleton serangga, kulit telur dan membran bagian luar dari telur dan kulit adalah contoh perisai mekanikal yang merupakan pertahanan awal terhadap infeksi. Namun, karena organisme tidak dapat sepenuhnya ditahan terhadap lingkungan mereka, sistem lainnya melindungi tubuh seperti paru-paru, usus, dan sistem genitourinari. Pada paru-paru, batuk dan bersin secara mekanis mengeluarkan patogen dan iritan lainnya dari sistem pernapasan. Pengeluaran air mata dan urin juga secara mekanis mengeluarkan patogen, sementara ingusdikeluarkan oleh saluran pernapasan dan sistem pencernaan untuk menangkap mikroorganisme.

Perisai kimia juga melindungi terhadap infeksi. Kulit dan sistem pernapasan mengeluarkan peptida antimikroba seperti β-defensin. Enzim seperti lisozim dan fosfolipase A2 pada air liur, air mata dan air susu ibu juga antiseptik. Sekresi Vagina merupakan perisai kimia selama menarche, ketika mereka menjadi agak bersifat asal, sementarasemen memiliki pertahanan dan zinc untuk membunuh patogen. Pada perut, asam lambung dan protase menyediakan pertahanan kimia yang kuat melawan patogen yang tertelan ketika dimakan.

Dalam saluran pencernaan dan sistem genitourinari, flora komensal merupakan perisai biologi dengan bersaing dengan patogen untuk makanan dan tempat, dan pada beberapa kasus, dengan mengubah kondisi lingkungan mereka, seperti pH atau besi yang ada. Hal ini mengurangi kemungkinan bahwa patogen akan menyebabkan penyakit. Namun, sejak kebanyakan antibiotik mengincar bakteri dan tidak menyerang fungi, antibiotik oral dapat menyebabkan "pertumbuhan lebih" fungi dan dapat menyebabkan kondisi seperti kandiasis vagina. Terdapat bukti baik bahwa perkenalan kembali flora probiotik, seperti budaya asli lactobacillus yang ada pada yogurt, menolong mengembalikan keseimbangan kesehatan populasi mikrobial pada infeksi usus anak-anak dan mendorong data pendahuluan pada penelitian Gastroenteritis bakterial,radang usus, infeksi saluran urin dan infeksi setelah operasi.

sumber : wikipedia

Apa Itu Sistem Imun

Kekebalan tubuh sistem, yang terdiri dari sel-sel khusus, protein, jaringan, dan organ, membela orang terhadap kuman dan mikroorganisme setiap hari. Dalam kebanyakan kasus, sistem kekebalan tubuh melakukan pekerjaan yang besar menjaga orang sehat dan mencegah infeksi. Tapi kadang-kadang masalah dengan sistem kekebalan tubuh dapat menyebabkan penyakit dan infeksi.

Sistem kekebalan tubuh adalah pertahanan tubuh terhadap organisme menular dan penjajah lainnya. Melalui serangkaian langkah-langkah yang disebut respon imun, serangan sistem kekebalan tubuh organisme dan zat-zat yang menyerang sistem kami dan menyebabkan penyakit. Sistem kekebalan tubuh terdiri dari jaringan sel, jaringan, dan organ yang bekerja sama untuk melindungi tubuh.